Perihal Tanah Kosong

Sunday, September 15, 2019 • edited Friday, May 22, 2020

Syukur alhamdulillah gua udah berhasil 7 hari berturut-turut menulis di blog ini, dan kemarin gak nulis di blog karena lagi-lagi akibat menunda dan akhirnya sudah malam (mungkin malas).

Baik, yang akan gua bahas kali ini tentang menunggu. Kenapa harus menunggu? Bisa jadi ada banyak alasannya, tapi dibalik itu semua sebenarnya ada sesuatu yang bisa kita ambil. Contoh kecilnya adalah kita jadi bisa lebih menghargai waktu.

Itu menjadi pilihan masing-masing orang, pilihan yang kalo gak pintar memilih kemungkinan besar bakalan sia-sia. Digunakan apa waktu yang telah terpakai untuk menunggu? Jangan sampai waktu untuk menunggu itu digunakan hanya untuk menunggu. Berapapun waktu yang digunakan untuk menunggu, dan hanya digunakan untuk menunggu, adalah sebuah kesalahan fatal yang dilakukan.

Kali ini gua mau ngingetin, tentang sebuah perumpamaan. Tanah kosong yang tidak dipergunakan untuk sesuatu, entah itu ditanami tumbuhan, dijadikan taman, atau dibangun sebuah bangunan, pasti akan ditumbuhi ilalang dan rumput liar. Begitu juga dengan waktu, apalagi dalam kasus yang gua ambil kali ini, yaitu waktu menunggu.

Rumput liar dan ilalang tidak sepenuhnya tidak bermanfaat, karena bisa digunakan untuk memberi pakan ternak. Tapi manfaatnya hanya sedikit sekali, dibandingkan dengan tanah yang digunakan untuk tumbuh-tumbuhan sayur, buah, atau dijadikan taman yang bisa digunakan banyak orang, atau mungkin rumah. Tapi dilihat dari seberapa besar manfaatnya bagi sekitar.

Waktu menunggu tidak sepenuhnya tidak berguna, toh ada tujuan yang ingin dicapai ketika menunggu. Tapi bisa dipergunakan dengan baik, seperti menulis ide, melakukan olah raga ringan, atau mungkin membaca. Tentu akan menjadi bonus, minimal untuk diri kita sendiri.

Baik mungkin sedikit mengingatkan dari gua, kritik jika gua salah, terimakasih.

Rencana kan?

Gimana Kalo Gak Ada Ide?