Aku mendapatkan jawabannya, ini tentang menghargai proses. Kenapa Allah menciptakan manusia tidak dengan kemampuan fotosintesis seperti tumbuhan? Padahal sebenarnya bisa saja kan?
Ada beberapa poin, yang menjadi jawaban dari pertanyaanku itu.
Kita gak tahu seberapa ribet dan susahnya proses fotosintesis itu.
Kita gak tahu seberapa berkeringat tumbuhan ketika berfotosintesis, bisa jadi lebih berat dari pekerjaan berat yang pernah kita kerjakan. Seberapa besar kemampuan fokusnya, sehingga bisa melakukan fotosintesis dalam waktu yang lama.
Hasil yang tidak mungkin bisa menyuplai kebutuhan manusia sehari-hari.
Aku mengambil contoh dari sayur kangkung, untuk bisa membuat satu porsi sayur kangkung dibutuhkan waktu 2-3 bulan, kemudian habis dalam satu kali makan. Artinya manusia, jika mengisi energi dengan berfotosintesis, butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa beraktivitas seperti manusia normal.
Penutup.
Proses ekstraksi dari tanah, air, matahari, menjadi makanan yang bisa membuat manusia beraktivitas, seringkali terabaikan. Semua ini belum ditambahkan proses yang dilakukan oleh manusia itu sendiri, entah distribusi, pembuatan makanan, hingga pencernaan.
Kita punya peranan masing-masing, tumbuhan dan hewan memiliki peran untuk membentuk ekosistem yang bisa manusia ambil manfaatnya. Itulah mengapa dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa manusia ada sebagai penjaga bumi.
Semoga bisa jadi pengingat untuk kita semua, makhluk yang memiliki akal.